Sabtu, 03 Desember 2011

9 Tips Jadi Entrepreneur Programmer


Berminat jadi programmer tapi tidak bekerja untuk orang lain? Simak tipsnya berikut ini.

Di dunia TI, programmer mungkin merupakan profesi yang paling dikenal orang. Pekerjaan ini pada dasarnya adalah menulis script bahasa pemrograman untuk menghasilkan aplikasi yang memiliki fungsi dan manfaat tertentu. Saat ini, ada banyak sekali jenis bahasa pemrograman yang beredar dan dipakai orang. 

Seorang programmer tidak wajib menguasai semuanya, tapi mereka diharapkan untuk, setidaknya, ahli dalam satu bahasa dan memahami sisanya, meski tidak mendalam.

Kamu tertarik menjadi programmer atau malah telah menjabat posisi ini? Persaingan di kancah ini pastinya cukup sengit, mengingat makin banyak perguruan tinggi yang menawarkan program studi komputer. 

Singkatnya, untuk memenangkan persaingan, kemampuan programming yang canggih saja tidak cukup. Kamu perlu melengkapinya dengan keterampilan yang lain, misalnya marketing. Banyak kasus menunjukkan bahwa seorang programmer bisa sekaligus berperan sebagai system analyst dan marketer. Bagi seorang programmer pemula, perpaduan antara tiga peran tersebut sangat diperlukan.

Selain bekerja di perusahaan, seorang programmer juga bisa menjadi seorang entrepreneur, lho. Cocok bagi kamu yang kurang nyaman diperintah orang dan ingin memiliki usaha sendiri.

Modal apa saja yang dibutuhkan untuk menjadi seorang entrepreneur programmer? Simak beberapa tips berikut ini.

1. Skill programming
Kemampuan programming ini bisa kamu peroleh melalui jalur akademik formal (kampus, politeknik, dan lainnya) ataupun informal (kursus, otodidak, dan lainnya). Kedua jalur ini memiliki keunggulan dan keterbatasan masing-masing—hal yang perlu dipikirkan solusinya untuk mengatasi setiap keterbatasan, baik bagi programmer yang belajar secara formal maupun informal. Yang terpenting, keuletan dan dasar logika dan algoritma kamu harus terus diasah.

2. Jiwa wirausaha
Seorang wirausaha memiliki banyak sifat yang patut direfleksikan oleh seorang programmer. Mulai dari jiwa kreativitas dan inovatif, pantang menyerah, berani mengambil risiko, memperbanyak relasi, berorientasi ke depan, analisa pasar, pelayanan yang bersahabat, menikmati kegagalan, dan sumber inisiatif. Berbagai sifat tersebut, jika diimplementasikan dan disinergikan ke dalam proses pembelajaran programming, akan sangat membantu memasarkan karya kamu.

3. Kepribadian & profesionalisme
Kepribadian adalah kumpulan dari berbagai tingkah laku dan kebiasaan seseorang. Hal ini merupakan unsur yang sangat penting untuk menjaga kepercayaan dan kepuasan konsumen. Sedangkan profesionalisme bermakna terjun seratus persen ke dalam profesi yang kita geluti, baik dalam hal mutu, proses konsultasi, maupun maintenance.

4. Analisa sistem & skill menulis proposal
Kemampuan menganalisa sistem yang hendak dibangun berdampak pada tingkat pemanfaatan aplikasi kamu. Satu saja hal kecil dalam sistem yang kamu lewatkan bisa mengakibatkan hasil akhir yang kurang komprehensif dan terintegrasi. Kejelian analisa sistem dan alternatif solusi akan berpengaruh pada kehandalan dan ketangguhan aplikasi kamu. Hasil analisa tersebut kemudian akan disajikan ke dalam bentuk proposal proyek. Karena itu, kemampuan dalam hal merumuskan proposal menjadi hal yang juga penting.

5. Portofolio yang rapi dan lengkap
Portofolio harus selalu di-upgrade karena di situlah barometer produktivitas kamu. Dan, jangan lupa, kualitas proyek juga akan menambah value dari tingkat penerimaan dan harga karya kamu selanjutnya. Portofolio juga menggambarkan tingkat pengalaman kamu.

6. Sertifikasi programming
Sertifikasi berfungsi sebagai bukti formal dari kemampuan yang kamu miliki. Biasanya, suatu pelatihan atau pembimbingan juga menyediakan sertifikasi. Kamu juga bisa mengambil sertifikasi yang bertaraf internasional, seperti Cisco, Sun Microsystem, Oracle, dan Java.

7. Relasi yang tepat guna
Sebaiknya hindari melakukan seleksi relasi yang “ngawur”. Artinya, kamu harus mempunyai penilaian dan prospek yang bisa dihasilkan dari relasi kamu tersebut. Tapi hal ini hanya dalam kaitan profesi saja, lho. Tidak berlaku untuk urusan persahabatan, kekeluargaan, dan pertetanggaaan.

8. Komunitas
Komunitas di sini bisa secara online (komunitas dunia maya)—yang berupa forum diskusi, grup Facebook, atau lainnya—atau komunitas riil seperti kelompok belajar, badan usaha, dan grup wirausaha. Dengan berkomunitas, selain belajar bersosialisasi, kamu juga akan memupuk kemampuan bekerjasama dalam tim, mengelola konflik, memperbanyak relasi, serta mengupgrade ilmu programming. Dengan bertanya atau memberikan jawaban, berarti kamu telah mengalirkan ilmu yang kamu miliki dan menjadikannya bermanfaat bagi orang lain.

9. Skill produksi & marketing
Seorang entrepreneur yang programmer atau programmer yang entrepreneur sebaiknya memiliki skill produksi (coding) dan pemasaran (marketing) software. Kenapa? Supaya software yang dibuatnya bisa menghasilkan pemasukan sekaligus terjamin kualitasnya.

Software Gratisan & Komersial
Secara umum, ada dua jenis software di dunia ini, yaitu yang gratisan dan komersial. Software yang berstatus cuma-cuma berarti bebas dipakai tanpa harus mengeluarkan biaya dan bisa dilihat source-nya. Sedangkan software komersial memerlukan pembayaran dalam pemanfaatannya. Manakah yang harus kita prioritaskan?

Menurut penulis, Indonesia membutuhkan programmer yang menghasilkan dua jenis software di atas secara seimbang. Software gratisan dijadikan sebagai alat untuk membantu sesama, mengurangi pembajakan, serta knowledge sharing (education), sedangkan software komersial sebagai jalan untuk mencari rezeki. Sasaran aplikasinya pun berbeda. Free software ditujukan untuk kalangan lembaga sosial/nonprofit dan masyarakat menengah ke bawah yang aplikasinya bersifat keseharian, konsumsi pribadi, dan sederhana. Sedangkan commercial software menarget lembaga-lembaga yang memiliki kekuatan finansial yang memadai.

Jika dimanfaatkan dengan benar, dua software ini akan saling menguatkan dan mendukung satu sama lain. Kekuatan amal baik akan menghasilkan efek hikmah yang tak terduga, yakni portofolio sang programmer yang terus bertambah, sarana promosi yang viralis, trust dan branding semakin kuat, serta, yang tidak kalah penting, berkah untuk usaha kamu. Dampak lainnya, profesi programmer akan menjadi terhormat dan tidak dipandang sebelah mata. Dan dengan semakin berlimpahnya software di bumi (digital) nusantara ini, mimpi bersama untuk berswasembada software sangatlah mungkin bisa terwujud.

0 komentar:

Posting Komentar

 
;